CEGAH STUNTING
STUNTING

By Dra.Hj.Yenni Putri, MM 11 Nov 2021, 08:53:39 WIB Gaya Hidup
CEGAH STUNTING

Pada Tahun 2020-2030 Indonesia diprediksi akan mendapat Bonus Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut belum banyak. Hal ini tentu saja dapat menjadi potensi tetapi juga tantangan tersendiri. Mempersiapkan Bonus Demografi tersebut tidak terlepas dari factor Kesehatan dan factor Pendidikan menjadi prioritas. Masalah yang terlupakan adalah Stunting. Stunting merupakan suatu keadaan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya, sebagai dampak dari rendahnya status gizi dan kesehatan. Secara global, stunting berkontribusi terhadap 15-17 persen dari seluruh kematian anak. Walaupun mereka selamat, mereka kurang berprestasi di sekolah sehingga menjadi kurang produktif saat dewasa.

Dua penyebab langsung stunting adalah faktor penyakit dan asupan zat gizi. Kedua faktor ini berhubungan dengan faktor pola asuh, akses terhadap makanan, akses terhadap layanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Namun, penyebab dasar dari semua ini adalah terdapat pada level individu dan rumah tangga tersebut, seperti tingkat pendidikan, pendapatan rumah tangga. Rendahnya pengetahuan dan pendidikan orangtua khususnya ibu, merupakan faktor penyebab penting terjadinya kekurangan energi protein. Hal ini karena adanya kaitan antara peran ibu dalam mengurus rumah tangga khususnya anak-anaknya. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua sangat mempengaruhi tingkat kemampuan orang tua dalam mengelola sumber daya keluarga, untuk mendapatkan kecukupan bahan makanan yang dibutuhkan. Rendahnya pendidikan orang tua dapat menyebabkan rendahnya pemahaman orang tua terhadap apa yang dibutuhkan demi perkembangan optimal anak.

Balita-balita dari orang tua yang mempunyai latar belakang tingkat pendidikan tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah. Keterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal baru guna pemeliharaan kesehatan balita juga akan berbeda berdasarkan tingkat pendidikannya. Orang tua yang memiliki pendidikan rendah berisiko 5,1 kali lebih besar memiliki balita stunting. Tingkat pendidikan merupakan pintu akses sejauhmana orang tua dapat menerima informasi yang diperoleh tentunya ada hubungannya dengan penambahan pengetahuan dari orang tua. Pengetahuan yang baik akan menciptakan sikap yang baik, yang selanjutnya apabila sikap tersebut dinilai sesuai, maka akan muncul perilaku yang baik pula. Pengetahuan sendiri didapatkan dari informasi baik yang didapatkan dari pendidikan formal maupun dari media (non formal), seperti radio, TV, internet, koran, majalah, dll.

Sesuai dengan uraian diatas makanya perlu pemahaman tentang stunting sedari diri dini kepada peserta didik, karena Pendidikan didapat dari sekolah. Sekolah perlu mempersiapkan program untuk Meningkatkan pemahaman tentang stunting, sehingga dapat mempersiapkan bonus geografi lebih baik dengan Kesehatan yang baik.

  1. Dasar Hukum
  1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
  2. Permenkes No. 29 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit
  3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 tahun 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan;
  4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi;
  5. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses;
  6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian;
  7. Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kesehatan dan Gizi yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019
  1. Tujuan
  1. Meningkatkan pemahaman tentang Stunting terhadap peserta didik.
  2. Meningkatkan wawasan tentang Kesehatan
  3. Mencegah terjadinya bullying
  1. Manfaat
  1. Sehat dalam menghadapi bonus geografi
  2. Mempersiapkan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani
  3. Menghindari terjadinya perundungan terhadap anak

 

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment